Jibril Radio - Menjadi seorang ibu adalah anugerah luar biasa yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dari mengandung selama sembilan bulan, melahirkan dengan penuh perjuangan, hingga merawat anak dengan kasih sayang yang tak terbatas, semua itu adalah bentuk ibadah yang besar. Tidak hanya sekadar tugas biologis, tetapi juga jalan untuk meningkatkan derajat di sisi Allah serta menghapus dosa-dosa yang telah lalu.
Keutamaan Perempuan yang Mengandung dan Melahirkan
Syaikh Utsaimin Rahimahullah pernah berkata:
"Hendaknya seorang wanita mengetahui bahwasanya apa yang menimpanya dari gangguan, rasa sakit hamil, melahirkan, dan merawat bayinya setelah itu sungguh hal itu dapat mengangkat derajatnya dan menghapus dosa-dosanya apabila ia mengharapkan pahala kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas semua itu." (Fatawa Nur Ala Al Darb 11/280).
Dari pernyataan ini, kita bisa memahami bahwa setiap tetesan keringat, rasa lelah, dan bahkan rasa sakit yang dialami seorang ibu tidaklah sia-sia. Jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan mengharap ridha Allah, maka semua itu menjadi sebab diampuninya dosa-dosa dan meningkatnya kedudukan seorang wanita di sisi-Nya.
Dalil dari Al-Qur’an dan Hadits
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan...” (QS. Al-Ahqaf: 15).
Ayat ini menegaskan betapa besar perjuangan seorang ibu dalam mengandung, melahirkan, hingga menyusui anaknya. Proses yang panjang ini adalah ujian, sekaligus bentuk kasih sayang yang diberikan Allah kepada setiap ibu agar lebih dekat dengan-Nya.
Dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Sesungguhnya wanita yang sedang hamil hingga melahirkan dan menyusui anaknya, maka baginya pahala seperti pahala mujahid di jalan Allah. Jika ia meninggal dalam keadaan demikian, maka baginya pahala syahid.” (HR. Ibnu Majah, shahih oleh Al-Albani).
Hadits ini menunjukkan betapa besarnya pahala yang Allah siapkan bagi para ibu yang bersabar dalam mengandung dan merawat anaknya. Pahalanya setara dengan jihad di jalan Allah, bahkan jika seorang ibu meninggal dalam keadaan mengandung, melahirkan, atau menyusui, maka ia mendapat kedudukan sebagai syahidah.
Kesabaran dan Keikhlasan dalam Menjalani Peran sebagai Ibu
Seorang ibu sering kali menghadapi berbagai tantangan, baik secara fisik maupun mental. Mulai dari kelelahan karena kurang tidur, menghadapi anak yang rewel, hingga menghadapi perubahan emosi pasca-melahirkan. Semua ini adalah ujian yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa rasa lelah, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, maupun duka cita, hingga duri yang menusuknya, melainkan dengan itu Allah akan menghapus dosa-dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini bisa menjadi penghibur bagi setiap ibu yang merasa lelah dalam menjalani peran sebagai seorang ibu. Setiap kesulitan yang dihadapi dengan sabar akan menjadi sebab dihapuskannya dosa-dosa.
Menjadikan Peran sebagai Ibu sebagai Ladang Pahala
Karena begitu besar keutamaan dan pahala yang Allah sediakan bagi para ibu, maka sudah seharusnya kita sebagai seorang wanita menjadikan peran sebagai ibu sebagai ladang ibadah. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar setiap pengorbanan bernilai ibadah di sisi Allah:
Niatkan Semua karena Allah
Setiap proses, mulai dari mengandung, melahirkan, hingga merawat anak, hendaknya dilakukan dengan niat mencari ridha Allah.
Bersabar dalam Menghadapi Ujian
Rasa sakit saat hamil dan melahirkan, kelelahan dalam mengurus anak, serta berbagai ujian lainnya harus dihadapi dengan penuh kesabaran.
Banyak Berdzikir dan Berdoa
Memperbanyak dzikir dan doa kepada Allah agar diberikan kekuatan dalam menjalani tugas sebagai seorang ibu.
Memohon Ampunan dan Berbuat Baik kepada Orang Tua
Setelah merasakan perjuangan menjadi ibu, hendaknya kita lebih menghargai perjuangan ibu kita sendiri dan berusaha berbuat baik kepadanya.
Menjadi seorang ibu bukanlah tugas yang ringan, tetapi juga bukan sekadar kewajiban duniawi. Allah telah menjadikan peran ini sebagai ladang pahala yang besar bagi setiap wanita yang menjalaninya dengan keikhlasan dan kesabaran. Dengan memahami keutamaan ini, semoga setiap ibu lebih termotivasi untuk menghadapi peran mulianya dengan penuh kebahagiaan dan pengharapan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
0 Komentar