Ujian di Masa Senang: Mengapa Lebih Berat dari Masa Sulit?


Jibril Radio - Ketika mendengar kata "ujian," banyak dari kita langsung terbayang kesulitan, musibah, atau penderitaan. Namun, tahukah kita bahwa ujian juga datang dalam bentuk kesenangan, kelapangan, dan kemudahan hidup? Bahkan, ujian di masa senang seringkali lebih berat daripada ujian di masa sulit. Mengapa demikian?

Abdurrahman bin ‘Auf radhiallahu’anhu pernah berkata,

"Bersama Rasulullah ᵀᴹ, kita diuji dengan kesempitan dan kesusahan hidup, namun kita mampu bersabar. Kemudian kita diuji dengan kesenangan dan kelapangan hidup, malah kita tak mampu bersabar." (HR. At-Tirmidzi no. 2464, dihasankan oleh Al-Albani)

Hadis ini memberikan pelajaran penting: kesenangan hidup seringkali membuat manusia terlena, lupa kepada Allah, dan sulit menjaga konsistensi dalam ketaatan. Berikut adalah pembahasan lebih lanjut mengenai ujian di masa senang, mengapa ia lebih berat, dan bagaimana cara menghadapinya.

Mengapa Ujian di Masa Senang Lebih Berat?

  1. Rasa Lupa dan Lalai Saat berada dalam kesenangan, manusia cenderung lupa untuk bersyukur. Allah Ta’ala berfirman:

    "Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (QS. Al-‘Alaq: 6-7)

    Ketika segala kebutuhan tercukupi, manusia sering merasa tidak membutuhkan bantuan siapa pun, termasuk Allah. Padahal, kesombongan inilah yang menjadi pintu kehancuran.

  2. Sulit Menjaga Ketaatan Saat diuji dengan kesulitan, manusia lebih mudah mengingat Allah melalui doa dan istighfar. Namun, saat diuji dengan kesenangan, manusia sering abai dalam melaksanakan kewajiban, seperti salat, zakat, dan amal lainnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

    "Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian. Namun aku khawatir, dunia dibukakan luas untuk kalian sebagaimana telah dibukakan untuk orang-orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba meraihnya sebagaimana mereka berlomba-lomba, kemudian dunia itu membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka." (HR. Bukhari no. 3158, Muslim no. 2961)

  3. Godaan Syahwat dan Hawa Nafsu Kekayaan, kedudukan, dan kemudahan hidup sering kali membuka peluang bagi manusia untuk mengikuti hawa nafsu. Ujian berupa kesenangan sering menjauhkan manusia dari akhlak mulia dan mendekatkannya pada kemaksiatan. Dalam Al-Qur’an, Allah memperingatkan:

    "Adapun manusia, apabila Tuhannya mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, dia berkata, 'Tuhanku telah memuliakanku.' Namun apabila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya, dia berkata, 'Tuhanku telah menghinaku.'" (QS. Al-Fajr: 15-16)

Bagaimana Menghadapi Ujian di Masa Senang?

  1. Memperbanyak Syukur Syukur adalah kunci untuk menghadapi ujian kesenangan. Allah berjanji akan menambah nikmat bagi hamba-Nya yang bersyukur:

    "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)

    Syukur tidak hanya diucapkan melalui lisan, tetapi juga diwujudkan melalui perbuatan, seperti menggunakan nikmat Allah untuk kebaikan dan menaati perintah-Nya.

  2. Tetap Mengingat Akhirat Kesenangan dunia adalah fana, sementara akhirat adalah tujuan utama. Dengan mengingat akhirat, kita tidak akan terlena oleh gemerlapnya dunia. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

    "Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir." (HR. Bukhari no. 6416)

    Sikap ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu terikat pada dunia dan selalu mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat.

  3. Mengendalikan Hawa Nafsu Salah satu tantangan terbesar dalam ujian kesenangan adalah godaan untuk memenuhi hawa nafsu tanpa batas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu bermuhasabah (introspeksi diri) dan menjaga diri dari sifat tamak. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

    "Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah." (HR. Bukhari no. 6114, Muslim no. 2609)

    Kendali diri tidak hanya berlaku pada saat marah, tetapi juga pada saat dihadapkan dengan keinginan duniawi.

  4. Memperbanyak Zikir dan Istighfar Zikir dan istighfar adalah cara untuk menjaga hati agar tetap dekat dengan Allah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

    "Barangsiapa yang selalu beristighfar, Allah akan menjadikan untuknya dari setiap kesusahan ada jalan keluar, dari setiap kesempitan ada kelapangan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Abu Dawud no. 1518, dishahihkan oleh Al-Albani)

    Zikir membantu kita mengingat Allah dalam segala kondisi, baik saat senang maupun sulit.

Ujian di masa senang adalah ujian yang seringkali tidak disadari. Ia datang dengan godaan berupa kelalaian, hawa nafsu, dan kecenderungan untuk melupakan Allah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu bersyukur, mengingat akhirat, mengendalikan hawa nafsu, dan memperbanyak zikir.

Mari kita renungkan pesan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam :

"Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim no. 2956)

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang mampu menghadapi ujian kesenangan dengan kesabaran, rasa syukur, dan ketaatan kepada Allah. Aamiin.

---------------------------------------------------------------------------------------
Simak video kajian sunnah:

    1. Bersabarlah ditengah ujian 
    2. Masih seretkah rezekimu? tips mendatangkan keberkahan
    3. Terlalu sibuk dengan urusan orang lain
    4. Persahabatan yang abadi
    5. Detik-detik wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam 
    6. Dampak buruk cinta dunia 
    7. Belajar bersyukur yang benar
    8. Mengapa Allah memberi ujian kepada kita
    9. Canda dan tawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
    10. Kisah menakjubkan tentang tawakal 
    11. Ternyata itulah yang terbaik bagimu
    12. Beriman kepada hari akhir 
    13. Inilah penyebabnya Allah berpaling dari hambanya
    14. Siapakah Imam Syafi'i
    15. Kesombongan yang membinasakan
    16. Poligami impian para lelaki tapi bikin puyeng?
    17. Anak seperti lembaran putih
    18. Jadilah orang pemaaf
    19. Tujuan Allah menciptakan manusia
    20. Bagaimana agar jiwa ini bersih?
    21. 3 tingkatan agama
    22. Berbakti kepada orang tua
    23. Jiwa yang Gundah

     

    0 Komentar