Jibril Radio - Persaudaraan adalah hubungan yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita sebagai manusia. Hubungan ini, baik karena darah maupun ukhuwah Islamiyah, seharusnya menjadi wadah untuk saling mendukung, membantu, dan menguatkan, baik di saat senang maupun susah. Namun, tidak jarang kita mendapati fenomena yang menyedihkan di mana seseorang hanya peduli ketika saudaranya berada dalam kondisi berkecukupan, lalu berpaling ketika saudaranya jatuh dalam kesulitan. Sebuah peringatan yang sangat mendalam datang dari Imam Abu Ja’far Muhammad, yang mengatakan:
“Seburuk-buruk seorang saudara adalah yang memiliki perhatian terhadap dirimu ketika engkau dalam keadaan kaya, namun memutuskan hubungan denganmu ketika engkau fakir miskin.”
(Imam Abu Ja’far Muhammad, Al-Bidayah wan Nihayah, 9/324)
Pernyataan ini memberikan pelajaran penting tentang bagaimana seharusnya kita memandang dan memperlakukan saudara kita, khususnya dalam hubungan persaudaraan Islam. Artikel ini akan membahas lebih jauh tentang makna persaudaraan sejati, ciri-ciri saudara yang buruk, serta dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadits untuk memperkuat pesan ini.
Makna Persaudaraan Sejati dalam Islam
Persaudaraan sejati dalam Islam bukan hanya sekadar hubungan darah atau formalitas sosial. Islam mengajarkan bahwa persaudaraan itu harus dibangun di atas pondasi cinta karena Allah (ukhuwah fillah). Firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
(QS. Al-Hujurat: 10)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap Muslim adalah saudara satu sama lain. Persaudaraan ini membawa tanggung jawab untuk saling membantu, mendukung, dan mengingatkan dalam kebaikan serta kesabaran, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-‘Ashr (103: 2-3).
Ciri-Ciri Saudara yang Buruk
Dalam konteks pernyataan Imam Abu Ja’far Muhammad, saudara yang buruk memiliki beberapa ciri, di antaranya:
1. Hanya Dekat Saat Kaya
Seorang saudara yang buruk hanya menunjukkan perhatian dan kedekatan ketika kita berada dalam kondisi berkecukupan. Mereka memanfaatkan hubungan untuk keuntungan pribadi, baik secara finansial maupun sosial. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang mengutamakan keikhlasan dalam persaudaraan.
2. Memutuskan Hubungan Saat Kita Jatuh Miskin
Ketika kondisi berubah dan seseorang jatuh dalam kesulitan, saudara yang buruk akan menjauh atau bahkan memutuskan hubungan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi.”
(HR. Bukhari, no. 5984; Muslim, no. 2556)
Perilaku seperti ini menunjukkan kurangnya rasa empati dan perhatian terhadap kewajiban menjaga ukhuwah Islamiyah.
3. Mengabaikan Hak Saudara
Setiap Muslim memiliki hak atas Muslim lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam: jika engkau bertemu dengannya, berilah salam; jika dia mengundangmu, penuhilah; jika dia meminta nasihat, berilah; jika dia bersin lalu memuji Allah, jawablah; jika dia sakit, jenguklah; dan jika dia meninggal, iringilah (jenazahnya)."”
(HR. Muslim, no. 2162)
Mengabaikan hak-hak ini, terutama dalam kondisi sulit, adalah salah satu bentuk buruknya sikap seorang saudara.
Mengapa Saudara yang Baik Itu Penting?
Seorang saudara yang baik adalah salah satu nikmat yang sangat berharga dalam hidup. Mereka menjadi penopang dalam kesulitan, pengingat dalam kelalaian, dan teman dalam perjalanan menuju Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya dan tidak pula membiarkannya (tanpa pertolongan).”
(HR. Bukhari, no. 2442; Muslim, no. 2580)
Sebaliknya, memiliki saudara yang buruk hanya akan membawa luka dan kekecewaan. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk berhati-hati dalam memilih teman dan saudara dekat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Seseorang itu mengikuti agama teman dekatnya. Maka, hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan teman dekat.”
(HR. Abu Dawud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378)
Cara Menjadi Saudara yang Baik
Agar kita tidak termasuk dalam golongan saudara yang buruk, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan:
1. Tulus dalam Persaudaraan
Persaudaraan harus didasari keikhlasan karena Allah, bukan karena kepentingan duniawi. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman:
“Orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, bagi mereka mimbar-mimbar dari cahaya yang membuat para nabi dan syuhada cemburu kepada mereka.”
(HR. Tirmidzi, no. 2390)
2. Menjaga Hak-Hak Saudara
Pastikan kita selalu memenuhi hak-hak saudara kita, terutama dalam kondisi sulit. Memberikan bantuan, baik secara moral maupun material, adalah salah satu bentuk menjaga hak ini.
3. Bersabar dalam Menghadapi Kekurangan Saudara
Setiap manusia memiliki kekurangan. Saudara yang baik adalah mereka yang mampu bersabar dan tetap mendukung saudaranya meskipun dalam kondisi sulit.
4. Memperbanyak Doa untuk Saudara
Doa adalah salah satu bentuk cinta yang tulus. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Doa seorang Muslim untuk saudaranya secara diam-diam akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat yang ditugaskan. Setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut berkata: ‘Aamiin, dan bagimu hal yang sama.’”
(HR. Muslim, no. 2732)
Persaudaraan adalah salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada kita. Namun, nikmat ini harus dijaga dengan keikhlasan, perhatian, dan cinta yang tulus. Sebaliknya, menjadi saudara yang buruk bukan hanya menyakiti sesama, tetapi juga menjadi salah satu perbuatan yang dibenci oleh Allah. Oleh karena itu, mari kita refleksikan kembali hubungan kita dengan saudara-saudara kita. Apakah kita sudah menjadi saudara yang baik atau masih terjebak dalam sikap-sikap buruk?
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang menjaga persaudaraan dengan baik dan mendapat rahmat-Nya di dunia dan akhirat. Aamiin.
---------------------------------------------------------------------------------------
Simak video kajian sunnah:
- Bersabarlah ditengah ujian
- Masih seretkah rezekimu? tips mendatangkan keberkahan
- Terlalu sibuk dengan urusan orang lain
- Persahabatan yang abadi
- Detik-detik wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
- Dampak buruk cinta dunia
- Belajar bersyukur yang benar
- Mengapa Allah memberi ujian kepada kita
- Canda dan tawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
- Kisah menakjubkan tentang tawakal
- Ternyata itulah yang terbaik bagimu
- Beriman kepada hari akhir
- Inilah penyebabnya Allah berpaling dari hambanya
- Siapakah Imam Syafi'i
- Kesombongan yang membinasakan
- Poligami impian para lelaki tapi bikin puyeng?
- Anak seperti lembaran putih
- Jadilah orang pemaaf
- Tujuan Allah menciptakan manusia
- Bagaimana agar jiwa ini bersih?
- 3 tingkatan agama
- Berbakti kepada orang tua
0 Komentar