Kita Semua Sama-Sama Pendosa, Namun Apa Bedanya?


Jibril Radio - Pernahkah kita merenung tentang dosa-dosa yang telah kita lakukan? Dalam hidup ini, tidak ada manusia yang luput dari dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Semua umatku dimaafkan, kecuali orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa (mujahir).”

Semua umat manusia berpotensi mendapatkan ampunan Allah, tetapi ada perbedaan besar antara orang yang merasa malu atas dosanya dan orang yang bangga dengan dosa yang diperbuat. Mari kita bahas lebih dalam tentang dua kelompok ini.

Memahami Mujahir: Orang yang Terang-Terangan Berbuat Dosa

Mujahir adalah istilah yang digunakan untuk menyebut mereka yang terang-terangan melakukan dosa tanpa rasa malu. Orang-orang seperti ini tidak hanya melakukan dosa, tetapi juga mempublikasikannya dengan bangga, seolah-olah dosa tersebut adalah pencapaian atau sesuatu yang patut dibanggakan. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang suka agar perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat." (QS. An-Nur: 19)

Mujahir bukan hanya merugikan dirinya sendiri, tetapi juga memberikan contoh buruk kepada orang lain. Dalam konteks modern, fenomena ini sering terlihat di media sosial, di mana orang-orang dengan bangga memamerkan perbuatan maksiat tanpa rasa bersalah.

Malu dengan Dosa: Tanda Kehidupan Hati

Di sisi lain, ada mereka yang merasa malu dengan dosa-dosanya. Malu di sini adalah perasaan yang muncul dari kesadaran bahwa dosa tersebut adalah pelanggaran terhadap perintah Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Malu adalah sebagian dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Perasaan malu ini menunjukkan bahwa hati orang tersebut masih hidup dan peka terhadap nilai-nilai agama. Orang yang malu atas dosanya biasanya akan berusaha untuk bertobat dan memperbaiki diri. Mereka memahami bahwa Allah Maha Pengampun, tetapi juga Maha Melihat segala perbuatan manusia, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.

Perbedaan yang Mendasar: Kesadaran dan Penyesalan

Lalu, apa yang membedakan antara orang yang malu dengan dosanya dan orang yang bangga dengan dosanya? Perbedaan mendasar terletak pada kesadaran dan penyesalan. Orang yang malu akan dosanya memiliki kesadaran bahwa perbuatannya salah dan berusaha memperbaiki diri. Sebaliknya, orang yang bangga dengan dosanya seringkali tidak memiliki kesadaran tersebut. Bahkan, mereka bisa menjadi inspirasi buruk bagi orang lain.

Allah berfirman:

“Dan barangsiapa yang bertobat dan beramal saleh, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya.” (QS. Al-Furqan: 71)

Tobat adalah langkah awal yang sangat penting bagi seseorang yang ingin kembali ke jalan Allah. Tanpa rasa malu dan penyesalan, proses tobat tidak akan berjalan dengan baik.

Dampak Dosa yang Terang-Terangan

Dosa yang dilakukan secara terang-terangan memiliki dampak yang jauh lebih besar dibandingkan dosa yang dilakukan secara tersembunyi. Beberapa dampak tersebut meliputi:

  1. Merusak Moral Masyarakat
    Ketika dosa dipublikasikan, hal ini dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Seolah-olah dosa tersebut menjadi sesuatu yang wajar atau bahkan dianggap normal.

  2. Menghilangkan Rasa Malu
    Publikasi dosa dapat mengikis rasa malu, baik pada pelaku maupun pada masyarakat secara umum. Padahal, rasa malu adalah benteng pertama dari iman.

  3. Mengundang Azab Allah
    Ketika dosa dilakukan secara terang-terangan, ini bisa menjadi sebab turunnya azab Allah, baik secara individu maupun kolektif. Allah berfirman:

    “Dan takutlah kamu akan fitnah yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu.” (QS. Al-Anfal: 25)

Cara Menjaga Diri dari Perbuatan Mujahir

Agar kita tidak termasuk golongan mujahir, ada beberapa langkah yang dapat kita ambil:

  1. Jaga Rasa Malu
    Selalu ingat bahwa Allah Maha Melihat segala perbuatan kita. Rasa malu adalah pengingat bahwa kita harus menjaga diri dari perbuatan dosa.

  2. Perbanyak Istighfar dan Tobat
    Tidak ada manusia yang bebas dari dosa, tetapi kita selalu memiliki peluang untuk bertobat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    "Setiap anak Adam pasti berbuat dosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertobat." (HR. Tirmidzi)

  3. Hindari Media Sosial yang Buruk
    Media sosial seringkali menjadi tempat untuk memamerkan dosa. Hindarilah mengikuti akun-akun yang mempromosikan hal-hal negatif, dan gunakan platform tersebut untuk menyebarkan kebaikan.

  4. Berteman dengan Orang Shalih
    Lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perilaku seseorang. Bertemanlah dengan orang-orang yang shalih, yang akan mengingatkan kita ketika kita berbuat salah.

Semua Orang Berhak Mendapatkan Ampunan Allah

Pada akhirnya, kita semua adalah pendosa. Namun, apa yang membedakan kita adalah bagaimana sikap kita terhadap dosa tersebut. Apakah kita merasa malu dan segera bertobat, ataukah kita justru bangga dan terus melakukannya? Allah Maha Pengampun, tetapi Dia juga Maha Adil. Jangan pernah meremehkan dosa sekecil apapun, karena bisa jadi dosa tersebut menjadi sebab kita jauh dari rahmat Allah.

Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa menjaga diri dari perbuatan dosa, merasa malu atas dosa yang telah dilakukan, dan segera bertobat kepada-Nya. Wallahu a’lam bish-shawab.

---------------------------------------------------------------------------------------
Simak video kajian sunnah:

    1. Bersabarlah ditengah ujian 
    2. Masih seretkah rezekimu? tips mendatangkan keberkahan
    3. Terlalu sibuk dengan urusan orang lain
    4. Persahabatan yang abadi
    5. Detik-detik wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam 
    6. Dampak buruk cinta dunia 
    7. Belajar bersyukur yang benar
    8. Mengapa Allah memberi ujian kepada kita
    9. Canda dan tawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
    10. Kisah menakjubkan tentang tawakal 
    11. Ternyata itulah yang terbaik bagimu
    12. Beriman kepada hari akhir 
    13. Inilah penyebabnya Allah berpaling dari hambanya
    14. Siapakah Imam Syafi'i
    15. Kesombongan yang membinasakan
    16. Poligami impian para lelaki tapi bikin puyeng?
    17. Anak seperti lembaran putih
    18. Jadilah orang pemaaf
    19. Tujuan Allah menciptakan manusia
    20. Bagaimana agar jiwa ini bersih?
    21. 3 tingkatan agama
    22. Berbakti kepada orang tua
    23. Jiwa yang Gundah

     

    0 Komentar