Menjemput Kebaikan dan Kemudahan Hidup Dengan Mengucapkan Alhamdulillah dan Astaghfirullah:


Jibril Radio - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi situasi yang memerlukan kesabaran, rasa syukur, dan permohonan ampun kepada Allah. Dua ucapan yang sederhana namun memiliki kekuatan besar dalam hidup kita adalah Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) dan Astaghfirullah (aku memohon ampun kepada Allah). Kedua kalimat ini bukan hanya sekadar ucapan lisan, tetapi juga memiliki pengaruh mendalam pada hati, perilaku, dan keberkahan hidup.

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Ad-Daa wad-Dawaa menyebutkan, “Barangsiapa membiasakan ucapan syukur (tahmid), niscaya kebaikan-kebaikan akan senantiasa mengiringinya. Sedangkan barangsiapa membiasakan ucapan istighfar, maka akan dibukakan untuknya perkara-perkara yang tertutup (kesulitan).”

Mengapa Alhamdulillah Itu Penting?

Alhamdulillah adalah bentuk pengakuan bahwa segala nikmat berasal dari Allah. Dengan mengucapkan Alhamdulillah, kita meneguhkan rasa syukur kepada Allah atas apa yang telah diberikan, baik itu nikmat kecil maupun besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Allah ridha kepada seorang hamba yang makan sesuatu lalu memuji-Nya (mengucapkan Alhamdulillah) atasnya, atau meminum sesuatu lalu memuji-Nya atasnya." (HR. Muslim, no. 2734)

Rasa syukur tidak hanya mendatangkan keridhaan Allah, tetapi juga membuka pintu keberkahan. Allah Ta’ala berfirman:

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu." (QS. Ibrahim: 7)

Dengan membiasakan diri mengucapkan Alhamdulillah, kita melatih hati untuk selalu bersyukur dalam segala kondisi. Rasa syukur ini akan membawa kita pada kebahagiaan sejati karena kita melihat hidup dari sisi positif dan menerima segala takdir Allah dengan lapang dada.

Istighfar: Kunci Menghapus Dosa dan Mengatasi Kesulitan

Astaghfirullah adalah permohonan ampun yang membawa pengakuan akan kelemahan diri kita di hadapan Allah. Setiap manusia tidak luput dari dosa, baik yang disengaja maupun tidak. Dengan memperbanyak istighfar, kita menunjukkan kerendahan hati dan keinginan untuk memperbaiki diri.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, meskipun beliau adalah manusia yang ma’shum (terjaga dari dosa), tetap memperbanyak istighfar setiap hari.

"Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mohonlah ampunan-Nya. Sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari seratus kali." (HR. Muslim, no. 2702)

Keutamaan istighfar juga disebutkan dalam Al-Qur'an, di mana Allah menjanjikan keluasan rezeki dan kemudahan hidup bagi orang yang memohon ampun kepada-Nya:

"Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.'" (QS. Nuh: 10-12)

Dengan memperbanyak istighfar, hati menjadi lebih tenang, kesulitan hidup terasa lebih ringan, dan keberkahan dalam rezeki pun mengalir deras.

Mengintegrasikan Alhamdulillah dan Astaghfirullah dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Memulai Hari dengan Syukur Ketika membuka mata di pagi hari, biasakan mengucapkan Alhamdulillah sebagai tanda syukur atas kehidupan yang masih diberikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa bangun tidur:

    "Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepada-Nya kami akan kembali." (HR. Bukhari, no. 6312)

  2. Menghadapi Kesalahan dengan Istighfar Ketika melakukan kesalahan atau merasa kurang dalam menjalankan kewajiban, segera perbanyak istighfar. Dengan demikian, kita mengakui kekhilafan kita dan berusaha memperbaiki diri.

  3. Menghiasi Waktu Luang dengan Zikir Mengucapkan Alhamdulillah dan Astaghfirullah tidak memerlukan waktu khusus. Kita bisa melakukannya kapan saja, seperti saat berjalan, menunggu, atau bahkan saat melakukan pekerjaan sehari-hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    "Kalimat yang paling disukai oleh Allah ada empat: Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illallah, dan Allahu Akbar. Tidak masalah dengan mana saja kamu memulai." (HR. Muslim, no. 2137)

  4. Menghadapi Nikmat dan Musibah dengan Zikir Saat mendapatkan nikmat, ucapkan Alhamdulillah sebagai bentuk rasa syukur. Sebaliknya, ketika menghadapi musibah, perbanyak istighfar dan ingat bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya.

Kekuatan Alhamdulillah dan Astaghfirullah terletak pada kemampuannya untuk menghubungkan hati kita dengan Allah. Alhamdulillah mengajarkan kita untuk bersyukur atas segala nikmat, sementara Astaghfirullah mengingatkan kita untuk senantiasa memohon ampun atas dosa dan kekhilafan. Dengan membiasakan kedua kalimat ini, hidup kita akan dipenuhi keberkahan, kemudahan, dan ketenangan hati.

Sebagai penutup, mari kita renungkan hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

"Barangsiapa yang selalu beristighfar, Allah akan menjadikan untuknya dari setiap kesusahan ada jalan keluar, dari setiap kesempitan ada kelapangan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Abu Dawud, no. 1518; dishahihkan oleh Al-Albani)

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang senantiasa menghidupkan zikir dalam kehidupan sehari-hari dan mendapatkan keberkahan darinya. Aamiin.

---------------------------------------------------------------------------------------
Simak video kajian sunnah:

    1. Bersabarlah ditengah ujian 
    2. Masih seretkah rezekimu? tips mendatangkan keberkahan
    3. Terlalu sibuk dengan urusan orang lain
    4. Persahabatan yang abadi
    5. Detik-detik wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam 
    6. Dampak buruk cinta dunia 
    7. Belajar bersyukur yang benar
    8. Mengapa Allah memberi ujian kepada kita
    9. Canda dan tawa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam
    10. Kisah menakjubkan tentang tawakal 
    11. Ternyata itulah yang terbaik bagimu
    12. Beriman kepada hari akhir 
    13. Inilah penyebabnya Allah berpaling dari hambanya
    14. Siapakah Imam Syafi'i
    15. Kesombongan yang membinasakan
    16. Poligami impian para lelaki tapi bikin puyeng?
    17. Anak seperti lembaran putih
    18. Jadilah orang pemaaf
    19. Tujuan Allah menciptakan manusia
    20. Bagaimana agar jiwa ini bersih?
    21. 3 tingkatan agama
    22. Berbakti kepada orang tua
    23. Jiwa yang Gundah

    0 Komentar